Kie_KiSs zOnE
Ini adalah blog pertama saya... Yang sebenernya uda lama pengen bikin... Tapi ternyata baru sekarang bisa kewujud... Semoga blog ini gak hanya buat ajang kumpul-kumpul yang gak ada manfaat, semoga blog ini bisa nge-inspirasiin kita semua... Amin...
Selasa, 20 Juli 2010
lagi dan lagi
Tulisan ini saya bangun dengan kondisi yang LELAH...dan Ingin marah... tapi entah musti marah kepada siapa.
PENGEN TERIAK.
***********......!!!!!!!!!!!!!!!
SEMUA LELAKI SAMA AJA.........!!!!
bang......ttttt...!!!!!!!!!!!!!!!
Berkali-kali.
Selalu saja begini.
Yang aku terima melebihi karma seorang pendosa yang berlumur sesat.
JAUHI MAKLUM TUHAN BERJENIS KELAMIN -PRIA-
Untukku saja.
Yang lain berhak mendapatkan kebahagiaan.
BIARKAN SAJA HANYA AKU disini yang TERLUKA.
Mungkin karena memang ini sudah nasibku.
Saya ucapkan TERIMA KASIH BUAT PARA LELAKI YANG SEMPAT MAMPIR SEBENTAR DAN MENOREHKAN LUKA YANG LAMA. TERIMA KASIH BANYAK.
Jumat, 08 Januari 2010
Ini hanyalah setetes rasa, yang tak mungkin sempat aku sampaikan, kepada dirinya yang tak "mungkin" untukku. Aku hanyalah lumut kecil yang tak terlihat diantara rerumputan-rumputan indah di sekitarnya... Aku bagaikan seonggok sampah yang bahkan tak pantas walau hanya untuk mencintainya... Aku dan Dia begitu berbeda... Jauh berbeda... Maafkan aku telah berani mencintaimu... Maafkan aku selama ini telah diam-diam mengamatimu... Aku tak membutuhkan balasan apapun darimu... Aku hanya ingin menorehkan sedikit rasa cinta ini, agar hatiku tak lelah menanggungnya sendiri... :(
Teruntuk "DIA": "Aku baik, jika kau ada didepanku dan menatapku lembut. Aku akan menunduk, menyimpulkan arti tatapanmu, dan tersenyum. Ku angkat wajahku, melihatmu, dan menyadari betapa menyedihkannya wajahku saat itu. Taukah kau mengapa? Karena mataku tak pernah sanggup membalas tatapanmu..."
Terima kasih telah mengajariku mengerti akan makna cinta yang sebenarnya... Yang mampu aku dapatkan dari semua ini adalah bahwasanya cinta memang tidak harus memiliki... Semoga kamu berbahagia dengan apa yang telah kamu miliki sekarang... Jangan hiraukan kedatanganku yang hanya akan mengganggu kehidupanmu... Aku cukup berbahagia dengan melihatmu saja... :)
Minggu, 03 Januari 2010
KETERLIBATAN JILBAB DALAM DUNIA POLITIK
REVISI ARTIKEL
Untuk memenuhi tugas akhir matakuliah Dasar-dasar Menulis
yang dibina oleh Bapak Imam Suyitno
Tema : Hubungan Agama dan Politik
Judul : Keterlibatan Jilbab dalam Dunia Politik
Kerangka :
1. Respon masyarakat
2. Hakikat jilbab
3. Hubungan jilbab dengan dunia politik
4. Jilbab adalah hak
5. Harapan-harapan
Pengembangan kerangka:
Dalam perhelatan akbar menjelang pilpres 8 Juli yang lalu sempat ramai dibicarakan tentang kaitan agama dengan panggung politik, yakni dipakainya jilbab oleh istri pasangan capres dan cawapres JK-Wiranto, Ibu Mufidah Kalla dan Ibu Rugaya Wiranto. Mengenai masalah ini, muncul berbagai respon dari banyak kalangan masyarakat. Ada yang pro, dan ada pula yang kontra. Pihak yang pro beralasan bahwa sosok yang berjilbab mampu membuat mereka terpesona karena dianggap lebih islami. Namun di sisi lain, pihak yang kontra bersikeras menentang anggapan itu dan menyatakan bahwa jilbab tidak bisa dikait-kaitkan dengan kepentingan politik.
Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang hubungan jilbab dengan kepentingan politik, ada baiknya terlebih dahulu kita kaji mengenai hakikat jilbab itu sendiri. Solihin (2009) mendefinisikan jilbab sebagai berikut:
Jilbab memang sebuah simbol, bahwa seseorang yang memakainya adalah perempuan muslim. Jilbab adalah simbol bahwa muslimah yang memakainya itu (seharusnya) berbeda daripada yang tidak memakai. Meskipun jilbab adalah simbol, namun konsekuennya juga harus dipahami. Jilbab adalah tabir bagi muslimah dari berbuat maksiat dan dosa. Jilbab adalah sebuah identitas diri bahwa pemakainya juga harus sesuai dengan apa yang dipakainya. Jilbab adalah satu langkah awal untuk siap menerima aturan-aturan Allah lainnya termasuk dalam hal pergaulan, batasan dengan lawan jenis, serta interaksi lainnya.
Namun, tetap tidak bisa dikatakan jika semua perempuan muslim dapat dicap “muslimah” hanya karena mengenakan busana jilbab. Karena situasi di lapangan saat ini, jilbab banyak digunakan hanya sebagai tren, dan sebagai “kedok” agar si pemakainya terlihat lebih religius dan “baik-baik”.
Mengenai hubungan antara jilbab sebagai simbolisasi politik, rasanya tidak adil jika politik dicampuradukkan dengan agama. Agama terlalu suci untuk dilibatkan dengan politik yang saat ini bisa dikatakan “kotor”. Justru seharusnya agama ditempatkan di posisi yang lebih tinggi dari politik. Entah apa yang akan terjadi di negeri ini, jika masyarakatnya lebih mengutamakan politik untuk memperluas kekuasaan dan kekayaan, sedangkan agamanya sendiri dinomerduakan. Kepincangan iman dan moral tentu akan tumbuh subur di masyarakat. Akhirnya, mereka akan lupa dengan Tuhannya dan benar-benar menjadi orang yang merugi karena mereka tidak sadar bahwa apa yang menjadi ambisi mereka itu sebenarnya adalah fana.
Dipakainya jilbab oleh Ibu Mufidah Kalla dan Ibu Rugaya Wiranto dan tidak dipakainya jilbab oleh Ibu Ani Yudhoyono dan Ibu Boediono adalah hak mereka masing-masing. Mulyandari (2006) mengatakan bahwa “dari sudut pandang hak azasi manusia, maka hak seseorang untuk berjilbab dan hak seseorang untuk tidak berjilbab adalah sama. Keduanya harus tetap dihormati". Lagipula, Ibu Mufidah dan Ibu Rugaya Wiranto mengenakan jilbab sudah jauh-jauh hari sebelum pilpres digaungkan. Tentu beda kalau keduanya memakainya masih baru-baru ini. Jadi, alangkah lebih baiknya jika Ibu Ani Yudhoyono dan Ibu Boediono mengenakan jilbab ketika mereka benar-benar sadar dan ikhlas dari lubuk hatinya yang paling dalam, bukan karena ingin meraih simpati masyarakat dalam memenangkan suami-suami mereka di pilpres.
Simbol-simbol agama sebaiknya dihindari dalam dunia politik. Partai tidak ada kaitannya dengan agama atau keyakinan. Partai tidak ada hubungannya dengan surga ataupun neraka. Yang terpenting adalah kita mendapatkan pemimpin yang benar-benar mampu membawa negara ini ke arah yang lebih baik, lebih maju, dan tetap mempertahankan agamanya, tetapi tidak menonjolkan salah satu agama karena tentu saja dominasi salah satu agama dapat mengakibatkan perpecahan antarumat beragama yang akhirnya bisa memecah belah persatuan dan kesatuan. Kepribadian pemimpin bukan dilihat dari bagaimana istrinya berpakaian, namun bagaimana ia berperilaku dalam bobotnya sebagai orang nomer satu di negeri ini yang mempunyai tanggung jawab besar dalam kelangsungan hidup bangsa dan negara. Semoga pasangan capres dan cawapres terpilih bisa menjalankan semua itu dengan baik.
Daftar Rujukan
Solihin, O. 2009. Jilbab Bukan Sekadar Simbol, (Online), (http://osolihin.wordpress.com, diakses 9 Desember 2009)
Arifin, S. 4 Juli, 2009. Jilbab dan Simbolisasi Politik. Jawa Pos,hlm. 27.
Mulyandari. 2006.Jilbab: Rahasia Politik, Rahasia Teks, & Rahasia Waktu, (Online), (http://tionghoa.net, diakses 9 Desember 2009)
Kamis, 10 September 2009
PUISI TERAKHIR WS. RENDRA
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian kepada Allah
Tuhan, aku cinta padamu
_Selamat jalan kawan... Karya-karya terindahmu,, takkan aku lupakan... Terima kasih telah menjadi sosok penting dalam peradaban sastra di negeri ini... Semoga kau bahagia di negeri mu yang baru dan kekal..._
Sabtu, 05 September 2009
Tuhan adil ngga c sama semua makhluk-Nya???
Mungkin ini cuma perasaanku aja... Tapi bener-bener aku rasakan.. Kehidupanku yang kurang sempurna (emang sih didunia ini gak da yang sempurna), tapi setidaknya aku juga menginginkan kebahagiaan seperti yang dirasakan orang lain... Tapi kenapa ngga bisa???
Memang,, ada kalanya mendung itu berubah menjadi cerah... Tapi itu cuma sebentar... Yang tak lama kemudian, kembali hitam... Dan kemudian hujan...
Hujan diibaratkan tangisanku... Terlalu lelah aku menangis... Tapi mataku tak ujung kering... Sebenarnya aku lelah dengan semua ini... Dengan kehidupanku ini... Rasanya ingin pergi... Ingin enyah dari semuanya... Tapi batinku menghalangiku... Batinku masih menginginkan aku untuk kuat... Untuk bertahan... Untuk bangkit dari kesedihan ini... Bangkit dari kegagalan ini... Namun sungguh sulit...
Aku tahu,,, bahkan hampir semua orang tahu,,, ketika pepatah mengatakan "Tuhan, ngga akan ngasi cobaan melebihi kemampuan kita". Ini artinya, setiap cobaan yang Tuhan kasi ke kita, pasti kita dapat mengatasinya. Lalu bagaimana, jika cobaan ini ngga ada henti-hentnya, dan seolah sudah melebihi batas kemampuan kita??? Dan kita tidak tahu harus bagaimana lagi kita menyikapinya? Menyelesaikannya?
Apa teori itu salah???
Otak terasa buntu. Tak ada lagi jalan keluar. Kalau sudah seperti ini, apa yang harus kita lakukan? (-mustinya bukan kita, tapi aku-). Apa yang harus aku lakukan???
Mungkin kebanyakan orang (hampir semua), mengusulkan untuk aku lebih kembali mendekatkan diri kepada Tuhan. Sholat. Berdoa. Ikhtiyar. Dan Sabar. Juga Tawakal. Entah apa lagi. Aku merasa itu semua telah aku lakukan. Tapi aku ngga tahu, Tuhan seperti belum juga memberikan jalan buatku... Masih tetap buntu...
Sebenernya Tuhan selalu Adil ngga Sih terhadap semua makhluk-Nya??? Aku ngga mau dibilang syirik, yang ngga percaya ma Tuhan. Tapi aku menjadi sedikit sangsi sekarang... Aku ngerasa Tuhan ngga adil sama aku... Kenapa orang lain bisa bahagia, sementara aku tidak???
Astaghfirullahal'adziim... Kapan cobaan ini akan segera berakhir... T_T
Walopun aku sedikit menyangsikan keAdilan-Mu Ya Allah,,, aku tetap berharap akan ada perubahan dalam kehidupanku di Bulan Suci Ramadhan ini... Semoga secercah harapan kebahagiaan itu segera datang... Aku tetap berharap pada-Mu...
Surat Buat Calon Suamiku (cocok bagi ukhti" yg pengen nikah cepet)
Akhiku.. Yang akan jadi belahan jiwaku.. Kutitipkan rangkaian kata ini lewat ribuan lukisan tanda.. Harapan akan segera menjadikanmu imamku, membawaku dalam keridhaan Tuhan kita. Aku tak pernah berharap banyak darimu , namun hanya cinta.. bukan cinta yang di isyaratkan oleh kumbang atau kupu-kupu pada bunga. Tidak, bukan cinta itu yang kumau , ku hanya ingin engkau memohonkan pada Allah untuk ku, Kesabaran menunggumu, keihklasan menerimamu, kekuatan menyandingmu, menuju haribaa Nya dengan sempurna..
Akhiku yang juga mencintaiku.. yang juga merindukanku Berjanjilah padaku, bila kelak engkau datang padaku Bila kelak engkau telah mengucapkan sebuah janji Cukup letakan tanganmu di atas ubun-ubunku, berdoalah, ridhailah aku menjadi pendampingmu dalam menegakan prinsip-prinsip Ilahi, Kemudian ajaklah aku sholat dua rakaat dengan ujung yang sama, berdoa , memohon cinta Nya menaungi cinta kita..
Akhiku.. Ah tak perlu kau ucapkan apa-apa untuk meminta ku menunggumu, karena aku mengerti, aku paham. Engkau masih punya ribuan tanggung jawab.. Tak perlu engkau cemas memikirkan apakah aku sabar menantimu. Aku akan teguh seperti keteguhanmu. Dalam menegak kan dakwah Ilahi Karena aku tau bila tidak di dunia, kelak di surga engkau pasti menyapaku Tak usah engkau risaukan apa aku jenuh? Ah tidak akhiku , waktu yang masih tersisa disaat aku menunggumu, akan ku gunakan untuk mempersiapkan diri, aku akan belajar menjadi koki terbaik di dunia, hingga kelak dirumah kita engkau tak akan pernah merindukan masakan orang lain, aku akan belajar menjadi desainer terbaik di dunia, hingga kelak engkau juga takkan pernah merasa jenuh memakai pakaianmu. Percayalah padaku. Keikhlasanmu memperjuangkan agama Allah akan membawamu padaku Padaku yang selalu merindukanmu.
Akhiku.. Dengan senyuman dan air mata haru kutuliskan surat sederhana ini untuk mu, yang selalu ku kagumi, yang selalu ku rindukan. Namun jika ternyata engkau tak mampu berjalan untuk menyandingku, membimbingku dalam membenahi sisa umurku, aku juga tau bukan karna engkau tak mencintaiku, bukan karena engkau tak ingin bersamaku, tapi karena kita percaya ada yang terbaik ada istana yang terindah yang di bangun Allah untuk kita berdua untuk cintamu dan cintaku..
Ya Allah... ringankanlah kerinduan yang mendera kupanjatkan sepotong doa setiap waktu, karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku..
Ya Allah... ampuni segala kekhilafan hamba yang hina ini ringankan langkah kami beri kami kekuatan dan kemampuan tuk melengkapkan setengah dien ini, mengikuti sunnah RasulMu jangan biarkan hati-hati kami terus berkelana tak berpenghujung yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan. Aamiin... (^_^)